
Lo bisa punya striker tajam, winger ngebut, atau playmaker elegan, tapi kalau lo nggak punya gelandang yang siap kerja rodi di tengah, ya percuma. Dan itulah yang bikin nama Sofyan Amrabat mendadak jadi perbincangan global waktu Piala Dunia 2022.
Siapa sangka, pemain yang sebelumnya cuma dikenal fans Serie A, tiba-tiba ngekepin Modrić, ngerampok bola dari Gavi, sampai bikin Mbappé frustrasi.
Orang-orang langsung bilang: “Dia bukan cuma gelandang, dia bulldozer berkaki dua.”
Tapi siapa sebenarnya Sofyan Amrabat? Dari akademi di Belanda sampai ke sorotan dunia bareng Maroko, ini kisah lengkap si gelandang gladiator.
Awal Karier: Lahir di Belanda, Berdarah Maroko
Sofyan Amrabat lahir di Huizen, Belanda, tanggal 21 Agustus 1996. Tapi dia punya darah Maroko kental, dan tumbuh besar di lingkungan keluarga yang penuh sepak bola. Kakaknya, Nordin Amrabat, juga pemain profesional yang sempat main di Premier League.
Sofyan mulai karier di akademi FC Utrecht, dan dari sana langsung kelihatan karakter permainannya:
- Fisik kuat
- Disiplin taktik
- Tegas di duel
- Nggak takut tekel atau benturan
Dari awal udah kelihatan kalau dia bukan gelandang kaleng-kaleng.
Debut Senior dan Langkah ke Eredivisie
Amrabat naik ke tim utama Utrecht tahun 2014 di usia 18. Waktu itu dia masih nyari peran yang pas: kadang main sebagai gelandang tengah, kadang lebih bertahan.
Tapi satu hal yang konsisten: dia selalu ngasih 110% setiap kali main.
Dua musim kemudian, dia pindah ke Feyenoord, salah satu klub besar Belanda. Di sini dia:
- Ikut angkat piala KNVB (Piala Belanda)
- Belajar main dalam tekanan
- Tapi… belum benar-benar eksplosif
Makanya di 2018, dia cari tantangan baru. Tujuannya? Serie A.
Serie A: Jalur Naik Lewat Hellas Verona dan Fiorentina
Amrabat gabung ke Club Brugge di Belgia, tapi langsung dipinjam ke Hellas Verona musim 2019/20. Dan inilah titik di mana dunia mulai perhatiin dia.
Di Verona:
- Dia jadi starter reguler
- Gelandang bertahan utama
- Bantu Verona finis dengan pertahanan solid
- Dapet penghargaan Player of the Season
Kinerjanya bikin Fiorentina langsung tebus dia. Di Viola, Amrabat naik level:
- Jadi “penjaga gawang kedua”
- Bantu build-up dari belakang
- Nge-press nonstop selama 90 menit
- Punya rasio tekel sukses tinggi di Serie A
Tapi spotlight sebenarnya belum datang… sampai Piala Dunia Qatar.
Piala Dunia 2022: Ajang Transformasi Jadi Beast Internasional
Kalau lo cuma lihat highlight Piala Dunia, pasti inget aksi:
- Mbappé sprint, tiba-tiba diblock
- Pedri-Gavi kehilangan bola berkali-kali
- Lawan Maroko bingung bangun serangan
Dan di balik semua itu, ada satu nama di tengah: Sofyan Amrabat.
Dia tampil gila-gilaan.
- 7 tekel vs Spanyol
- 6 recovery bola lawan Portugal
- Sakit pinggang lawan Prancis, tetap main full
- Press, cut, sapu, block — semua dia lakuin
Dan dia gak cuma jagain belakang, dia juga bawa bola ke depan.
Lo tau lo ngeri kalau lawan main bertahan dengan full energi dan otaknya nyala terus.
Dan lo makin respek pas tau dia main sambil cedera, tapi gak ada keluhan sama sekali.
Gaya Main: Gelandang Bertahan Old School Plus IQ Modern
Amrabat itu gabungan dari:
- Mental warrior
- Tekel presisi
- Tahan badan kuat banget
- Distribusi simple tapi akurat
Beda dari gelandang bertahan flashy yang suka long ball stylish, Amrabat lebih ke efektif dan fungsional.
Dia tau kapan harus tekel, kapan harus tahan posisi, kapan harus foul taktis.
Dan yang bikin dia spesial? Staminanya kayak cheat code.
Transfer Drama: Liverpool? Barcelona? United?
Setelah Piala Dunia, nama Amrabat langsung masuk radar klub-klub gede.
- Barcelona minat
- Liverpool butuh gelandang bertahan
- United ngejar terus sampai hari terakhir
Akhirnya di 2023, dia dipinjam Manchester United dari Fiorentina. Fans excited, karena yang mereka liat di Piala Dunia adalah versi prime-nya Amrabat.
Tapi sayangnya…
Manchester United: Dapet Kesempatan, Tapi Gak Maksimal
Di United, Amrabat sering dipasang bukan di posisi ideal.
- Kadang disuruh main left-back (?!)
- Kadang main terlalu jauh dari pivot
- Ritme tim juga lagi amburadul
Alhasil?
- Dia sering kelihatan bingung di build-up
- Terlihat lambat karena posisinya bukan natural
- Fans mulai bingung: ini pemain Piala Dunia kemarin?
Tapi banyak yang tetap percaya: Amrabat butuh sistem yang tepat.
Karena lo gak bisa suruh bulldozer jadi tukang passing mewah.
Timnas Maroko: Jantung Tim di Generasi Emas Afrika
Bareng pelatih Walid Regragui, Amrabat jadi inti dari tim Maroko yang bener-bener solid.
- Bantu Maroko ke semifinal Piala Dunia
- Jadi kapten kedua di lapangan
- Nge-lead rekan tim secara diam-diam tapi tegas
- Main berani lawan siapa pun, gak peduli ranking FIFA
Dia juga selalu tampil buat negaranya, gak pernah nolak panggilan timnas — mentalitas yang jarang banget.
Off the Pitch: Pendiam, Fokus, dan Gak Suka Ribut
Amrabat bukan tipe pemain yang pamer-pamer. Lo gak bakal liat dia posting outfit mahal atau selebrasi lebay.
Dia:
- Religius
- Fokus latihan
- Gak banyak omong
- Tapi di lapangan, langsung garang.
Dan itu bikin dia disayang pelatih dan dihormati rekan setim.
Penutup: Sofyan Amrabat, Si Tank yang Selalu Siap Tempur
Amrabat adalah contoh gelandang bertahan murni yang langka di era sepak bola sekarang. Gak banyak gaya, tapi kerjaannya beresin semua kekacauan sebelum nyampe kotak penalti.
Di Fiorentina, dia pilar. Di Maroko, dia simbol. Di Piala Dunia, dia kejutan. Dan di klub-klub top, dia masih punya potensi buat buktiin kalau dia bukan sekadar one-tournament wonder.
Yang jelas, kalau lo punya Amrabat di lini tengah, lo bisa tidur lebih tenang.